Sunday, December 1, 2013

Epitaph: PIN Baru ku

Dear All,

Demam BBM telah tiba!!!

Begitu RIM mengumumkan bahwa program messenger mereka (BlackBerry Messenger atau BBM) telah di-port (dibuka) untuk Android dan IOS (Apple) maka berbondong - bondong orang men-download program tersebut dan menginstall di gadget mereka.

Kemudian, tiba lah bagian serunya, muncul broadcast berkali - kali mengenai:
"PIN ini 2xxx-xxx sudah tidak aktif, harap dihapus. Dan add pin baru saya 7-xxx-xxx"

Cuman bisa nyengir baca broadcast - broadcast seperti itu. Apabila:
1. Contact di BB -mu itu penting, kenapa harus semua contact tersebut yang meng-add PIN kamu ? Belum tentu bagi orang lain PIN kamu itu penting. Kecuali kalau kamu Presiden atau artis :)

Kalau memang penting makna contact tersebut, ya di-add donk sendiri donk.

2. Sebagai teknologi, BB sudah menyediakan fasilitas backup Contact dan Restore Contact. Mudah dipahami serta berjibun contoh dan manual / tutorial -nya di Internet. Mampu beli gadget baru seperti Android dan IOS (Apple) sewajarnya lah diharapkan dapat mengerti mengenai apa itu Backup dan Restore.

Sama analoginya mampu beli MacBook Air atau Ultrabook tapi ngak ngerti cara copy-paste ... ya mending diganti pakai buku tulis + pensil dan penghapus saja.

Kalau ora mudeng juga, dapat meminta bantuan ke toko HP sebelah.

Kalau masih ngeyel ngak ngerti caranya Backup dan Restore di BB, mbok ya itu BB diganti ulekan pecel saja.

Emang ngak kepikiran kalau seandainya terjadi sesuatu dengan BB -mu, yang mengakibatkan kehilangan seluruh contact, appointment, calendar dan hal lainnya yang penting. Sehingga harus menyepelekan masalah backup dan restore ?

Mmmm kecenderungan untuk malas, menempatkan orang lain dibawah kita / mengganggap diri kita (PIN) kita penting sehingga orang - orang harus meng-add ke dalam BB kita ...... menarik untuk diketawain :)

Salam,
Virgani Dhirgacahya


Friday, November 29, 2013

Epitaph: Damai Dan Pengampunan

Hari ini mendapatkan banyak sekali hal-hal / pelajaran yang terkait dengan Damai, berdamai, mendamaikan dan pengampunan.

Yang aku pahami adalah damai dan pengampunan diberikan kepada mereka yang mau memahami dan mengakui kesalahannya.

Bukan diberikan begitu saja.

Harus ada keterlibatan kedua belah pihak, yang mau memberikan dan yang meminta/membutuhkan.

Yang membutuhkan tidak dapat memaksa untuk diberikan, apabila yang memberikan merasa masih belum tuntas.

Kata maaf adalah penutup, bukan segalanya. Alangkah baiknya apabila maaf diucapkan setelah "memahami", "mengerti", "menerima" dan "melaksanakan" apa yang menjadi pokok permasalahan.

Maaf tanpa "memahami", "mengerti", "menerima" dan "melaksanakan" adalah tidak berarti. Tidak tulus, dan tidak bermakna apa pun.

Orang sering salah mengartikan, ketika terjadi masalah secara spontan sering terucap kata "maaf". Kata yang dilontarkan secara spontan tersebut atau bahkan dari hasil perenungan sesaat tidak lah selalu positif hasilnya, tanpa dibarengi "ketulusan" dan "pemahaman" mengapa harus melontarkan kata "maaf" tersebut.

Orang sering mengganggap begitu kata "maaf" dilontarkan maka seluruh permasalahannya menjadi selesai pada saat itu juga, dan harus dilupakan selamanya.

Lebih cilaka lagi adalah apabila kata "maaf" tersebut dilontarkan ketika telah berada pada posisi "tersudut" atau "terdesak" setelah beberapa waktu, setelah terjadi adu argumentasi. Karena tanpa disadari setiap orang memiliki "ego" untuk "merasa benar" dan memiliki kecenderungan untuk "mempertahankan diri".

Dalam kata "maaf" terkandung pengertian "mengaku" atau minimal "merasa" bersalah. Tidak semua orang dapat merendahkan dirinya dengan "mengakui" atau bahkan "merasa" bersalah.

"Maaf" tanpa kata-kata "tapi" atau "maaf" setulusnya adalah obat paling mujarab.

"Maaf" tanpa ketulusan adalah sebuah kesia-siaan.

Memperlebar masalah menjadi berlarut-larut akan mempersulit "maaf" yang paling tulus sekali pun.

Dengan "maaf" yang dibarengi ketulusan, dipahami apa kesalahannya, dimengerti mengapa harus meminta maaf, menerima bahwa diri kita bersalah dan dilaksanakan (menyadari) secepat mungkin, maka akan menuntun kita menuju pribadi yang lebih baik. Dan "BERUBAH" pada saat itu juga.

Tidak ada alasan "BERUBAH" membutuhkan waktu, bagi pribadi - pribadi yang telah "memahami", "mengerti", "menerima" maka akan "melaksanakan" pada saat itu juga.

Pengampunan dan damai adalah hal indah, bagi seseorang yang berada pada posisi memberikan pengampunan dan damai alangkah eloknya bila tidak terjebak pada perasaan "menang" dan sama - sama mau memberikan pengampunan dan damai atau menerima "maaf" yang tulus secara tulus juga, pada saat itu juga.

Ego merasa benar dan berada pada posisi benar, adalah merupakan perasaan menyenangkan yang sulit untuk dipahami, seringkali menghambat kita untuk dapat memberikan pengampunan dan berdamai.

Indahnya meminta maaf,
Indahnya memaafkan,
Indahnya pengampunan,
Indahnya berdamai.

Tetapi ingatlah, ketika maaf dan memaafkan telah dilakukan masih ada konsekuensi atau tanggung jawab kedua belah pihak yang tidak dapat dihindarkan.

Memaafkan bukan berarti mengganggap masalah itu tidak pernah ada, dimaafkan bukan berarti terhindar dari konsekuensi tanggung jawab.

Berat sekali memaafkan secara tulus karena harus berani melupakan. Dan tidak pernah mengungkitnya sebagai hutang piutang.

Berat sekali meminta maaf secara tulus karena harus berani mempertanggung jawab kan. Dan berani untuk tidak mengulanginya lagi.

Memaafkan, meminta maaf adalah proses pembelajaran yang paling berat dalam hidup saya.

Satu hal yang saya sendiri tidak yakin, apakah sudah saya meminta maaf secara tulus? Untuk setiap kesalahan yang pernah saya lakukan? Atau kah masih terselip pembenaran di dalamnya?

Apakah sudah saya memaafkan secara tulus? Atau lebih memilih untuk memelihara perasaan senang di dalam hati melihat orang bersalah?

Jakarta, 6 Oktober 2013.

Thursday, November 28, 2013

Epitaph: Menikah lah!

Ada banyak cerita haru biru mengenai drama percintaan, yang lebih sering berakhir dengan derai air mata kesedihan dan penyesalan daripada derai air mata kebahagiaan.

Orang bijak sering mengatakan: Menikah lah, dengan seseorang yang mencintai diri kita. Jangan lah menikah dengan seseorang yang kita cintai.

Pengalaman hidup banyak orang dapat diambil inti sarinya mengenai pasangan hidup kita:
* Temukanlah pasangan hidup yang se-Iman,
Karena dengan Iman yang sama, maka segala permasalahan yang mungkin kelak akan kita temui akan menjadi lebih mudah disatukan dalam bahasa doa yang sama

* Temukanlah pasangan hidup yang dapat merubah kita menjadi lebih baik. Dari seorang pemalas menjadi seorang yang rajin, dari seorang yang meninggalkan Tuhan menjadi seseorang yang rindu akan Tuhan,

Karena sering kali dalam proses mencari pasangan hidup, seseorang akan tertarik kepada kita karena segala hal yang melekat pada diri kita yang bersifat phisik. Dan membutakan mata nya terhadap kelemahan dan keburukan kita. Cari lah seseorang yang berani dan jujur mengatakan kelemahan kita apa, dan memberikan solusi agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan lah terpukau pada seseorang yang hanya mencintai kulit kita, karena kulit kita suatu saat akan layu. Mereka yang menyukai kulit kita cenderung akan menjauhkan kita dari keluarga kita, cenderung akan mendiamkan segala keburukan kita

* Temukanlah pasangan hidup yang mau menerima diri kita dan keluarga kita, dengan segala kebaikan dan keburukan yang melekat pada diri kita maupun keluarga kita,
Tanpa disadari pasangan hidup kita adalah seseorang yang akan mendampingi kita seumur hidup sesuai dengan Janji Pernikahan agama Katholik.

Dalam proses mengarungi perjalanan hidup tersebut, tidak akan terlepas dari masalah yang timbul dari kedua belah pihak keluarga. Entah itu anggota keluarga yang cacat, mengalami musibah dan hal - hal buruk lainnya.

Mau memperjuangkan keluarga kita untuk mendapatkan nama dan tempat yang lebih baik di masyarakat, karena kita adalah mahluk sosial yang hidup bermasyarakat.

* Temukanlah pasangan hidup yang mau diajak berbagi, terutama berbagi masalah.
Terutama masalah keluarga kita, yang mau jungkir balik ikut memikirkan dan mencari solusi untuk setiap masalah yang dihadapi oleh keluarga kita,

Jangan sekali - kali mencari pasangan hidup yang hanya mengajak kita untuk bersenang - senang saja, karena hidup bukan lah hanya bersenang - senang saja

Lebih sering hidup ini lebih banyak adalah penderitaan dan perjuangan

* Temukanlah pasangan hidup yang menjaga harga diri kita,
dan kalau perlu meninggikan harga diri kita. Berani memperjuangkan diri kita, bahkan pada saat terpuruk sekali pun berani pasang badan, bukan malah bersembunyi atau berpura - pura mengalah demi cinta walau pun sebenarnya yang terbaca adalah sikap yang pengecut dan membiarkan diri kita sendiri berhadapan dengan masalah tersebut.

Pasangan yang sejati akan menempuh segala resiko, termasuk berhadapan dengan keluarga kita. Berdiri tegak membela kita.

Apabila kita sedang terpuruk, maka ia akan selalu mendampingi kita dan berdiri di depan kita.

Apabila kita sedang jatuh karena tidak memiliki uang atau pekerjaan, maka ia akan selalu membesarkan semangat kita dan tanpa lelah mengatakan "Kamu pasti bisa!"

Ingatlah, tubuh kita yang sexy .. kulit kita yang halus, kecantikan wajah kita akan tergerus oleh waktu yang kejam. Yang tanpa mengenal perasaan akan memunculkan kerut - kerut di kulit kita, menumbuhkan uban di rambut kita, yang akan membungkuk-kan punggung yang paling tegap sekalipun, yang suatu saat untuk berjalan saja kita akan kesulitan dan bahkan mungkin akan merangkak atau hanya bisa berbaring saja di tempat tidur.

Waktu yang kejam yang akan merubah tubuh kita yang sexy menjadi gemuk dan gendut, yang akan mengendurkan payudara wanita, yang akan mengkusamkan kulit kita yang halus.

Celaka lah! apabila kita menemukan pasangan hidup yang hanya tertarik kepada semua bentuk daging tubuh tersebut. Karena seiring waktu, maka apabila bentuk daging tubuh tersebut berubah maka akan berubah pula lah rasa cintanya dan berpaling kepada daging tubuh yang lebih segar.

Dan berbagia lah, apabila kita telah menemukan sosok seperti itu. Sosok yang berani mengatakan hal - hal yang tidak ingin kita dengar tentang keburukan diri kita,

Sosok yang berani menunjukkan kalau kita salah dan dengan sigap mengulurkan tangannya agar kita tidak semakin jauh terjerumus,

Pada saat berpacaran buka lah mata kita lebar - lebar, dan setelah menikah tutup lah mata kita rapat - rapat. Agar pada saat pacaran tidak terjerumus ke pergaulan bebas karena kita menutup mata kita rapat - rapat

Agar setelah menikah, kita tidak ribut soal pasangan kita. Terutama keburukannya yang tidak tampak karena sewaktu pacaran kita menutup mata kita rapat - rapat.

Berpacaran lah sebanyak mungkin, tetapi menikah lah satu kali. Uji lah dengan banyak masalah sewaktu berpacaran, dan nilai lah harga dari pasangan kita terhadap masalah - masalah tersebut.

Jangan mau mendengar kata - kata manis penuh dengan bujuk rayu sewaktu berpacaran, karena itu akan melenakan kita dan membuat mata kita tertutup dan otak kita terkunci. Dan kita akan membabi buta melihat dunia, orang lain bahkan keluarga sebagai ancaman, sebagai penghalang kita untuk berbahagia. Karena bujuk rayu kata - kata yang manis itu sudah memabukkan kita.

Ingat, segala sesuatu yang manis itu akan memabukkan. Sedangkan segala sesuatu yang pahit itu akan menyembuhkan. Kebenaran dan kehidupan dunia nyata itu amat sangat melelahkan, sedangkan dunia gemerlap dan hura - hura itu selalu menyenangkan. Tetapi dalam segala kepahitan itu tersimpan jalan yang terjal dan berliku - liku tidak ada mulus nya sama sekali, jalan menuju kebenaran. Sedangkan dalam kemanisan selalu tersimpan jalan yang mulus, lebar dan menyenangkan menuju kehancuran.

Ingat, setan selalu membujuk rayu manusia agar tersesat dan menemaninya.

Tuhan memberkati.

Monday, November 25, 2013

Epitaph: Kelas Katekumen

Gara2 ikut katekumen secara intens, ngunjungin biara Canossa segala kok ya jadi banyak dapat pencerahan :)
"Dalam Nama Bapa dan Putera ...... dan Roh Kudussssss"
"Amieeeeeeeennnn" ... para umat menyahuti sapaan tersebut
Kemudian disambung lagi dengan sapaan
"Selamat pagi saudara - saudari ku yang terkasih" ....

Itu adalah sapaan pembuka misa setiap hari Minggu, pembukaan yang apalagi kalau dulu dibawakan oleh Rm Maryono (Romo Paroki Gereja SPMR yang sekarang sudah pindah ke Semarang) kok ya bikin hati jadi sejuk nyesssss.... Paling sebel kalau sapaan sakral pembuka misa tersebut dibawakan oleh Romo yang suaranya cempreng atau datar ... garing lah istilahnya.

Hampir - hampir mau menangis, begitu sederhana sapaannya .. dilantunkan dengan suara yang khas dan nada yang khas plus mata mengantuk si Rm Maryono. Bikin hati tergetar setiap kali mengikuti misa.

Sering tanpa sadar ditempat kerja atau di kedai saya suka menirukan sapaan tersebut, dan suka diketawakan sama Ibu Suparingin yang cengar - cengir melihat tingkah laku saya. Gpp, orang ngak ngerti apa yang saya rasakan .. nikmatnya mendengar sapaan tersebut.

Begitu dalam maknanya, bagi saya pribadi. Entah bagi orang lain.

Ada lagi yang saya suka dari Misa Ekaristi (moga - moga ngak salah istilahnya), yaitu ketika pembacaan Kitab Suci oleh Romo sudah selesai. Kalau ngak salah sambil mengacungkan Kita Suci yang besar itu tinggi - tinggi di atas kepalanya si Romo ngomong:

"Inilah injil Tuhan........."
"Berbagialah mereka yang mendengar dan tekun melaksanakannya"

Lagi - lagi mau nangis, mengingat betapa sering saya menyepelekan hal - hal yang ada dalam Kitab Suci tersebut. Atau hanya sebatas menjadi pajangan status di FB atau di BB atau kurang lebih, seringnya cuman numpang lewat doank. Sering kali dibiarkan berdebu dan tergeletak begitu saja.

Bener juga ya, kalau didengar dan tekun dilaksanakan pasti membawa keselamatan.

Makanya pikir punya pikir, dari jaman nenek moyang kita kesana kemari nenteng tablet dari batu made in Cisadane (asal batunya), nulis di atas batu sampai sekarang nenteng tablet made in China, sumber penyesalan cuman ada 4:
1. Tidak mendengar,
2. Mendengar tetapi tidak memahami,
3. Memahami tetapi tidak menerima,
4. Menerima tetapi tidak melaksanakan,

Oleh karena itu di militer ada jargon atau teriakan "Siap Ndan!!! Dimengerti, diterima dan dilaksanakan!" sambil dada dibusungkan sepenuhnya dan berteriak sekencang - kencangnya ... terkadang sampai muncrat air liurnya untung si Komandan rada jauh berdirinya, untuk menunjukkan kesungguhan / kebulatan tekad.

Nyesel itu emang selalu belakangan, katanya kalau dimuka namanya pendaftaran.

Masalahnya sekarang kita lagi berada di posisi mendaftar untuk menyesal -kah ?

Padahal di setiap misa sudah diingatkan ... Moga - moga ngak jadi seperti saya, yang rasanya telaaaaat sekali untuk menyadari keindahan tersebut. Moga - moga Tuhan masih mau denger saya ....

Berbahagialah mereka yang tumbuh dengan orang tua yang lengkap dan keluarga besar yang hangat, dalam Iman Katolik. Sungguh! saya iri dengan mereka ... tapi semoga saja tidak terlambat bagi saya pribadi untuk ikutan bertumbuh.
GBU

Salam,
Virgani Dhirgacahya

Sunday, November 24, 2013

Epitaph: Kelas Macro

IMHO, setelah mengamati banyak photo2 dengan genre MACRO rasanya saya bisa menarik kesimpulan secara pribadi tentunya. Bahwa photograpy macro terbagi dalam beberapa "jurusan" atau "kelas". Dengan gaya bahasa dan istilah sendiri saya coba mengklasifikasian "jurusan" atau "kelas" tersebut. Please welcome any suggestion and or comments.

1. "Jurusan" atau "Kelas" Kuno / kolot. Dicirikan dengan subjek atau POI -nya mendominasi hampir keseluruhan frame. Yang motret seperti ini, senang melihat serangga (pada umumnya) secara keseluruhan atau mendetail

2. "Jurusan" atau "Kelas" Komposisi. Dicirikan dengan subjek atau POI -nya tidak mendominasi frame. Unsur lain ditambahkan seperti misalnya bunga atau ranting atau objek lainnya. Sangat memperdulikan komposisi dan tonal (background) yang dihasilkan. Juga untuk memperkuat komposisi biasanya ditambahkan moment dari si subjek (lagi makan, mating dll).

Kemudian selain "jurusan" atau "kelas" tersebut, ada juga aliran yang cenderung mengikuti gaya si photographer dalam hal menghasilkan photonya. Yang satu lebih seneng blusukan ala Jokowi, entah ke alang - alang dan pekarangan tetangga. Yang satunya lagi lebih senang menciptakan momen yang diinginkan sesuai dengan daya khayal dan imajinasinya. Satu dikenal dengan istilah "Nature" satunya lagi "konseptual".

Secara pribadi, saya mengagumi konseptual. Mengagumi daya imajinasi yang dimiliki oleh mereka dalam hal mereka ulang, baik dari segi environment / lingkungan maupun moment yang diinginkan. Apalagi kalau sampai menggabungkan 2 objek macro (2 jenis serangga berbeda). Belum terpikirkan bagaimana caranya mereka bisa melakukan hal tersebut.

"Jurusan" atau "kelas" terakhir menurut saya adalah Extreme Macro, ini sudah super kolot super kuno dan super mahal peralatannya plus mungkin 99% dilakukan secara konseptual. Contoh photonya sudah jelas, menampilkan bagian anggota tubuh tertentu dari si subjek (umumnya serangga) dengan ketajaman secara merata. Misalnya wajah dari seekor lalat akan terlihat jelas dan tajam sampai ke bagian sunggutnya.

"Extreme Macro" biasanya dilakukan terhadap serangga yang sudah mati, karena akan sulit melakukan focus-stacking terhadap serangga yang masih hidup. Focus-stacking diperlukan untuk menjepret bagian tertentu dari serangga tersebut, misalnya wajahnya, dengan posisi kamera yang tetap tetapi focusnya berpindah - pindah. Menghasilkan puluhan atau ratusan photo yang kemudian akan digabung jadi satu .. dan hasilnya ? Edunnnnn!! cakepnya!! seneng lihatnya, tetapi susah bener bikinnya

Untuk jurusan "kolot" atau "kuno" cenderung photo2nya akan beraneka ragam macam serangga. Tidak memperdulikan moment yang penting dapat mengkoleksi beragam macam jenis serangga (photonya).

Untuk jurusan "komposisi" biasanya POI -nya membosankan, itu - itu saja. Serangga yang umum ngak jauh - jauh dari kupu - kupu .... mantis .... capung ... termasuk capung jarum.

Untuk jurusan "kolot" semakin aneh serangganya semakin memuaskan, ada kepuasan tersendiri menemukan 1 jenis serangga yang belum pernah dipotret. Ada perlombaan menemukan serangga baru ... senang melihat koleksi dari aliran ini, membuka cakrawala dan menambah ilmu pengetahuan. Dari jurusan ini jadi tahu adanya largest planthopper, mantis fly, scorpion fly, lantern bug dst - nya.

Untuk jurusan "komposisi" semakin joss momentnya, semakin bagus tonalnya, semakin indah terlihat akan semakin memuaskan. Jadi bila melihat deretan macro komposisi, kita akan menilai isi frame keseluruhan. POI -nya ? yaitu lagi itu lagi.

Secara iseng, secara pribadi dalam hal menilai macro komposisi komentar saya: bagus ya tonal nya, bagus ya komposisinya, bagus ya rantingnya dst -nya

Apa pun itu, saya pribadi menyukai macro photography. Menyukai serangga, menggagumi kehidupan serangga dan detail dari serangga tersebut yang tidak dapat saya lihat dengan mata telanjang.

Kamera pocket atau KIT pun sudah bisa menghasilkan photo macro kok, asal tidak memaksakan dan jeli memilih objek. Objek berukuran besar (2cm s/d 6cm) seperti robbery fly, belalang, kupu - kupu, capung pasti bagus hasilnya. Dan menjurus ke "kelas" atau "jurusan" komposisi.

Anyway anyhow, seperti halnya kopi .. mau pahit .. mau dicampur susu .. mau dicampur gula, mau manis seperti kolak ... atau bahkan dikasih creamer .. semua sah - sah saja dan masih disebut kopi. Your coffee is your way, your picture is your way too.

Saturday, November 23, 2013

Epitaph: Macro Photography

Photography Macro itu buat saya adalah:

Eksplorasi, menjelajahi tempat - tempat yang baru. Menemukan objek - objek yang baru dan belum pernah saya lihat. Terkadang frustasi kalau gagal menangkap moment. Adrenalin jadi terpacu untuk datang dan datang kembali berharap bertemu lagi dengan objek yang dimaksud dan dapat meng-capture dengan baik (ngak OE, ngak UE, pose OK dlsbg -nya). Menyebalkan dan membosakan melihat pengulangan objek itu lagi - itu lagi.

Interest, apabila bisa menangkap detail dari objek - objek tersebut. Mengabaikan segala hal yang berhubungan dengan tonal dan background maupun komposisi.

Magnification dan sharp detail, mencoba melihat sesuatu yang tidak terlihat. Entah itu bulu - bulu halus, bagian - bagian tubuh tertentu, cakar tersembunyi, yang selama ini dengan mata telanjang tidak dapat terlihat malah lebih sering diacuhkan.

Tantangan, bagaimana mensiasati keterbatasan gear (sensor kecil), bagaimana mensiasati pencahayaan. Bagaimana mensiasati keterbatan.

Belajar, belajar dari photo2 yang masuk ke dalam kriteria saya. Belajar dari senior - senior dengan gear mereka, tehnik mereka, kesabaran mereka, passion mereka. Semangat dan gairah untuk memberikan sesuatu yang baru, sesuatu yang detail. Bukan sekedar untuk mendapatkan apresiasi.

Sharing, terutama soal pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan tentang objek. Bukan tentang gear, bukan tentang tehnik. Karena gear dan tehnik kembali ke selera masing - masing.

Inspirasi, thanks untuk para senior maupun rekan2 yang telah menginspirasi saya. Entah itu dengan ide, tehnik dan terutama dengan penemuan objek - objek baru yang belum pernah saya lihat.

Thanks, untuk para rekan - rekan dan terutama para serius-ers yang telah membimbing saya. Memberitahukan ID dari objek yang berhasil saya temukan. Menambah wawasan dan elmu.

Friday, November 22, 2013

Epitaph: Lugu

“Terhadap sesama manusia, mungkin semua orang, termasuk saya bisa membungkus kemunafikan ke dalam sebuah kemasan yang sangat lugu. Tetapi kepada Allah, siapapun tidak bisa berbohong. "
Dapat kutipan yang bagus, saya lupa sumbernya dari mana.

Jangan bermain - main dengan Tuhan, di duniawi kita dapat membungkus semua kejahatan kita dengan senyum yang manis, muka yang putih bersih, baju bagus, harum parfum semerbak, sopan santun.

Thursday, November 21, 2013

Epitaph: Bujuk Rayu Kata - Kata

Dear all,

Di zaman sekarang ini, sering kita mendengar tentang adanya kemerosotan atau degradasi terhadap norma - norma kesusilaan, kesopanan dan mulai menipisnya nilai - nilai agama.

Seringkali juga orang sering mencari pembenaran terhadap apa yang dilakukannya ke dalam Kitab Suci. Dimana yang seharusnya kita berpegang pada nilai - nilai kebenaran yang ada, bukan mencari pembenaran. Contoh paling aktual adalah para koruptor, yang sering kali berpenampilan rapi bin jali plus alimnya minta ampun. Mensedekahkan sebagian dari hasil korupsinya karena ada jargon "sedekah membersihkan harta".

Degradasi norma - norma juga bisa dan sering kali terjadi karena pengaruh fashion atau mode melalui media televisi atau melalui tontonan gratis di mall - mall.

Misalnya:
Pada masa tertentu tattoo dianggap sebagai simbol pemberontakan. Dan masa ini terjadi pada tahun 70-90 -an. Dimana pada masa itu sedang terjadi gerakan hippies di Amerika. Dimana segala hal yang dianggap tabu didobrak dan dilanggar sebagai simbol pemberontakan. Terutama dipengaruhi oleh perang Vietnam yang banyak ditentang, dan para penentangnya disebut sebagai kaum hippies.

Atau pada budaya tertentu, misalnya Dayak, tattoo dianggap sebagai ritual u menunjukkan status derajat atau simbol - simbol tertentu, misalnya berapa kepala yang sudah dipenggal.

Atau pada budaya kaum Yakuza di Jepang, tattoo dibuat u menunjukkan identitas kelompok dan juga bisa sebagai penanda derajat kedudukan di dalam kelompok. Misalnya tattoo air mata di mata sebelah kiri, menunjukkan penyesalan karena anggota Yakuza tersebut telah membunuh seseorang, bila ada tattoo tersebut maka pastinya derajatnya di kelompok Yakuza cukup tinggi (note: Yakuza, kelompok mafia Jepang).

Tetapi sekarang, tattoo dianggap sebagai bagian dari mode / fashion. Dianggap keren dan cool. Sehingga sering kita melihat orang - orang (co dan ce) yang dengan bangganya memamerkan tattoo mereka. Tanpa memahami akan konteks sejarah dari tattoo itu sendiri.

Padahal norma-norma yang berlaku, bahkan agama pun tidak pernah berubah stigma-nya terhadap tattoo.

Apabila saya berhadapan dengan generasi 70-90 -an yang bertattoo, maka saya akan memberi hormat. Karena saya paham alasan mereka membuat tattoo, karena sebagian dari mereka telah menjadi korban yang dikenal dengan istilah "PETRUS" alias mati ditembak karena tattoo.

Apabila saya berhadapan dengan kaum Yakuza atau suku dayak yang ber-tattoo maka saya akan memberikan hormat. Karena melalui tattoo2 tersebut, saya bisa mengetahui derajat orang tersebut. Atau cerita yang ingin disampaikan.

Tetapi beda, apabila di mall bahkan di gereja saya melihat orang - orang pamer tattoo, maka saya akan tertawa terbahak-bahak. Mentertawakan kebodohan mereka, kalau mau keren kok pakai menyakiti badan sendiri? Karena kebanyakan dari mereka adalah orang - orang pengecut, yang ingin dianggap sebagai jagoan, cari jalan pintas agar diperhatikan dan disegani.

Seperti orang - orang yang sakit jiwa, hanya u dibilang cool mau menyakiti diri sendiri. Tetapi jangan meremehkan hal ini, karena tattoo terus terang bikin kecanduan. Saya pribadi sering tergoda untuk menambah tattoo di tubuh saya untuk menandai setiap peristiwa penting dalam hidup saya. Syukurlah, masih belum kesampaian. Entah nanti kelak kalau sudah punya anak, saya ingin melukiskan wajah anak - anak kecil di tubuh saya, sebagai penanda cinta terhadap anak - anak :)

Mereka yang mengerti tattoo, tidak akan memamerkannya. Di tempat ibadah, mereka akan menutupinya. Di hadapan keluarga mereka akan menutupinya. Karena mereka mengerti bahwa: nilai - nilai agama tidak ada yang mendukung mengenai tattoo. Karena mereka mengerti norma - norma yang berlaku di masyarakat masih tetap sama mengenai tattoo.

Patut dicermati mengapa generasi sekarang banyak yang mentattoo tubuhnya dan memamerkannya.

Ini terjadi karena "bujuk rayu kata - kata manis" mengenai tattoo. Bujuk rayu yang bisa mengikis habis Iman seseorang dan menipiskan nilai-nilai norma yang hidup dalam dirinya. Dan mengganggap tattoo adalah hal yang wajar. Bagian dari pernak - pernik dunia modern, keren dan cool. Dijelaskan prosesnya seperti apa sehingga lama - kelamaan kita akan bisa menerimanya.

Bujuk rayu kata - kata manis, memang berbahaya.

Tattoo adalah seni, katanya. Maka patut direnungkan mengapa untuk alasan seni dan keindahan harus menyakiti diri sendiri?

Sulit membayangkan seorang Manager memamerkan tattoo nya di Perusahaan yang benar. Kecuali perusahaan tersebut bergerak di bidang entertainment mungkin? Jadi apakah ada karir u orang bertattoo di militer? Pemerintahan? Atau Perusahaan Swasta? Atau di Gereja? Sejauh yang saya pahami, tidak ada selama di Indonesia. Rasanya belum pernah melihat Direktur, Jenderal, atau politikus yang bertattoo.

Sehingga, apabila saya sulit membayangkan seni yang menyakiti tubuhnya maka lebih sulit lagi bagi saya untuk memahami kesombongan memamerkan tattoo.

Dan lebih sulit lagi bagi saya untuk dapat mengganggap hal itu wajar.

Contoh lain:
Walau bagaimana pun, saya tidak pernah antipati dengan orang - orang yang mentattoo dirinya sendiri dengan alasan fashion :) It's ok. Karena manusia memiliki apa yang disebut dengan free-will atau kehendak bebas. Tidak antipati tetapi bukan berarti menyetujui. Sama halnya saya juga tidak antipati dengan kaum homo asal selama mereka tidak dekat - dekat dengan diri saya, ngeriiii :)

Juga mengenai alkohol, karena kita semua sudah mengerti bahwa alkohol itu tidak baik. Tetapi karena tidak enak dengan lingkungan, maka kita mulai mencoba - coba meminum alkohol yang ditawarkan. Beer misalnya, yang dibubuhi dengan kata - kata "ini tidak memabukkan kok!" "kadar alkoholnya rendah kok". Ini cocktail kok, cocktail kan ada buah - buahnya. Padahal cocktail itu biasanya terbuat dari minuman beralkohol berkadar tinggi, dicampur dengan air dan dibubuhi berbagai macam buah - buahan. Sepintas nampak seperti minuman es buah .. rasanya pun enak, tidak membuat mual. Tapi yang pasti membuat kita kehilangan kesadaran dan .. jadi deh! ....

Rasanya bagaimana gitu, kalau lagi kumpul sama teman - teman dan tidak mengikuti apa yang mereka makan dan minum. Ada perasaan tidak enak, takut dibilang kampungan a.k kamsupai, sungkan, malu dan mungkin di bawah alam sadar kita pengen juga sih nyoba, kayak apa sih rasanya. Ahhh sedikit saja kok .... ahhh minumnya kan bareng - bareng, ahhh mereka kan teman - teman saya dst -nya.

Yang namanya anjuran, larangan, aturan, undang - undang emang enaknya sih dilanggar :)

Penutup:
Harapan saya, semoga kita semua diberi kejernihan berpikir sehingga tidak termakan oleh bujuk rayu manisnya kata - kata yang dapat merubah persepsi kita.

Semoga selama kita ditinggal di Jakarta, mata kita tidak disilaukan oleh gemerlap lampu - lampu papan reklame. Pameran kemewahan dan kenyamanan, hal - hal yang tidak lazim yang dipertontonkan di depan umum. Sehingga lama - kelamaan menggerus Iman kita dan menggoyahkan norma - norma yang kita miliki sehingga kita menerima hal tersebut sebagai hal yang wajar dan lebih parahnya ikut - ikutan. Semoga kita tidak berubah dan kehilangan jati diri. Tidak terpengaruh oleh lingkungan kerja kita, dengan budaya korupsi. Tidak mudah menepis godaan uang :)

Lebih baik bilang tidak sekarang, daripada bilang saya menyesal di kemudian hari. Toh pepatah mengatakan Penyesalan selalu di akhir, kalau dimuka namanya pendaftaran. Yang jadi masalah apakah sekarang kita sedang mendaftar untuk menyesal (baik dengan kesadaran sendiri atau tanpa kita sadari) ?

Hanya berbagi cerita dan contoh saja.

Hehehehehehehe


Salam,
Virgani Dhirgacahya

Epitaph: Cinta dan Pengorbanan

Cinta dan Pengorbanan

Cinta memang butuh pengorbanan....

Ngorbanin waktu kita u/ menemaninya, menemaninya belanja sampai kaki kita gempor, menemaninya menjelajahi dunianya

U/ babak belur pasang badang,
U/ buka dompet sampe kering kalau perlu kuras tabungan,
U/ melupakan kesenangan / kebutuhan diri kita sendiri,
Intinya ngeduluin maunya dia dah.

Tapi ada 2 hal yang ngak harus dan HARAM untuk kita korbankan, yaitu: Agama (Tuhan) dan Harga Diri kita.

Jangan atas nama cinta, lantas kita berpaling dari Wajah-Nya
Jangan atas nama cinta, lantas harga diri kita begitu saja diinjak - injak....... Entah oleh teman - teman -nya maupun terutama oleh Keluarga -nya

Harusnya atas nama Cinta, Iman kita dikuatkan,
Harusnya atas nama Cinta, harga diri kita dijaga dan bahkan kalau perlu ditinggikan.

Wednesday, November 20, 2013

Epitaph: Kritikus

Kritikus paling jujur adalah hati nurani kita.

Sudah itu saja, singkat dan padat.

Gara - gara bosan melihat photo yang di-upload di -facebook. Dan bingung bagaimana mau komentar lagi, tapi nama saya di-tag disitu.

Karena komentarnya sudah bagus semua "Mantaf" "Luar biasa" "Tonalnya asik" "Komposisinya luar biasa" "Tajam" dlsbg -nya.

Sampai terkadang mau menangis sendiri baca komentar - komentar seperti itu, apakah ada yang salah dengan mata saya ?

Monitor saya ?

Jadi mending milih diam saja.

Tuesday, November 19, 2013

Epitaph: THINK TWICE, AND DOUBLE IT IF NEEDED



THINK TWICE, AND DOUBLE IT IF NEEDED


Pada saat kita memutuskan untuk fight terhadap seseorang, sesuatu yang kita anggap benar.


Menyangkut mengenai moral misalnya, atau harga diri dan kehormatan umpama lainnya,


Pastikan! Dan pikir 1000x apabila perlu, apakah seseorang tersebut benar - benar memperdulikan moralnya ? harga dirinya ? atau kehormatannya ?


Sama seperti perumpaan bahwa setiap orang yang jatuh belum tentu mengharapkan uluran tangan kita untuk menolongnya berdiri kembali.

Karena siapa tahu, orang tersebut memang sengaja jatuh ...
Atau menikmati kejatuhannya ....

Think twice! Sebelum kita menghabiskan energi, fokus dan duit kita.


Moral dari yang ingin saya sampaikan adalah:

Jangan terlalu gegabah dengan perhatian kita terhadap seseorang yang kita pikir cukup berharga untuk kita perhatikan.


Ketika kita melihat bahwa seseorang tersebut kita biasanya tergerak untuk mengulurkan tangan kita, melakukan apa saja untuk dapat membantunya.


Belum tentu benar :)


Siapa tahu orang tersebut tidak membutuhkan uluran tangan,

Perhatian kita,

Atau apa pun dalam bentuk apa pun dari diri kita.


Jadi, biasakan lah mengabaikan dan menyelami terlebih dahulu situasinya.


Mungkin ada orang lain yang seharusnya lebih berhak untuk perduli.

Monday, November 18, 2013

Epitaph: Pembukaan

Dear All,

Berbeda dengan biasanya, kali ini saya mencoba membuat satu sub kategori yang berisikan semata - mata hanya tulisan saya.

Tulisan saya mengenai beberapa hal, mengenai kegelisahan saya atau boleh disebut jeritan hati saya hehehehehehe

Semoga menikmati pemikiran ngawur saya.

Salam,
Virgani Dhirgacahya

Friday, November 1, 2013

Part 45: Male Heavy Jumper

Hi,

Sudah lama juga ngak bikin pos baru, sekarang bikin dan topiknya khusus mengenai "Male Heavy Jumper". 

Apaan tuh ? Sedikit contekan dari web:
"Heavy Jumper"
Hyllus diardi (Walckanaer) 1837
One of the largest grown jumpers. More than 1 cm. Black with yellow to golden patches on the abdomen and cephalothorax.

Classification: Family Salticidae, Jumping Spiders 
Habitat/Location: Perumahan Ciomas Hill, Bogor Indonesia. Ditemukan sedang merayap di pohon, dan nampaknya menjadikan pohon sebagai sarang / habita pribadi mereka. Sejauh ini tidak pernah menemukan 2 Heavy Jumper dalam 1 pohon.
Caracter: Over confident. Tidak takut pada manusia atau gerakan tangan menutup. Apabila di-block tangan akan selalu mencari jalan memutar.
Ukuran: Sekitar 1Cm -an
Ciri Khas: Berbulu lebat terutama di bagian kaki


Artinya: Laba - laba yang indah :)

Dah sekarang lihat photo nya saja :)










Semua diambil menggunakan:
* Fujifilm Finepix HS30EXR
* Raynox DCR-250
* External Flash EVO
* DIY Snoot Diffuser
* Manual Mode

Alasannya : Mereka mahluk yang cantik, detail yang ditampilkan via mode Manual, Macro On. Terutama matanya yang bulat besar :)

Salam,
Virgani Dhirgacahya

Saturday, August 10, 2013

Part 44: Photo yang baik adalah ...........................

Dear All,

Sebelumnya mau mengucapkan dulu (bagi yang merayakan):



Kali ini mari kita berdiskusi mengenai kriteria photo yang baik itu seperti apa sih ? Rasanya sih berlaku hukum secara global ya tanpa memandang jenis photonya apa (mau macro-an, portrait, landscape dst -nya) sbb:

1. Tajemnya POLLL 
Bila photo itu tentang seekor kumbang, maka kumbangnya harus jelas sejelas - jelasnya. Jangan malah daun atau ranting yang berada di dekat kumbang itu yang lebih jelas.

Hal ini berkaitan dengan POI (Point of Interest), yaitu apa sih yang ingin ditonjolkan dari sebuah photo ? Kalau photo itu tentang seekor kumbang, ya jangan sampai kumbangnya kalah sama daun. Simple -nya sih seperti itu.

Kalau photo landscape ? Ya jangan sampai ada kabel listrik melintang ngak karuan .. karena akan merusak photo itu sendiri.

Untuk mencapai POI yang tajem dan jelas tentunya masalah shake alias geter - geter harus dihindarkan. Jadi waktu ngambil photo ya harus diusahakan stabil, baik itu menggunakan tangan (handheld) maupun menggunakan alat bantu tripod.

Nah ini contoh photo yang POI -nya nge-blur ngak jelas:



Kalau yang ini contoh, POI -nya kekecilan kalah sama daunnya.



Photo yang terakhir ini ngak jelas, mau nonjolin kumbang apa motif daunnya.

2. Cahaya -nya pas - pas ajah
Kadang kalah POI sudah jelas, tapi cahayanya kurang (Underexposure) atau malah berlebihan (overexposure).

Masalah cahaya ini juga harus disiasati, beruntunglah HS30EXR sudah dilengkapi dengan HOT SHOE jadi bisa dicantelin External Flash. Tetapi dalam macro-an harus dilengkapi dengan DIFFUSER, yang akan berfungsi melembutkan cahaya flash.

Contoh berikut ini adalah photo yang kelebihan cahaya sama kekurangan cahaya:




3. Komposisi
Photo yang sudah OK, ngak nge-blur .. tajemnya poll, cahaya super pas .. tapi komposisinya ngak enak ... kadang bikin penilaian orang jadi jelek.

Ini contohnya, kaki si objek kepotong:



Nah masalah komposisi ini kadang bisa diperdebatkan, tetapi memang lebih baik untuk contoh photo di atas apabila si objek nya secara utuh tertangkap. Contoh di atas selain kakinya juga ekornya terpotong.

Nah jadi kalau kata saya sih, photo yang baik itu memiliki kriteria sbb:
1. Tajem super poll
2. Cahaya nya pass
3. Komposisi enak

Dengan kata lain kita dah belajar mengenai POI, OE, UE dan komposisi (Angle / sudut pengambilan).

TIPS and TRICKS:
  • Kalau untuk ngak nge-blur, saya selalu memaksakan menggunakan alat bantu TRIPOD. Ribet emang iya, tapi apa boleh buat. Apabila terpaksa handheld saya akan posisikan kamera di permukaan yang kuat atau menggunakan bagian anggota tubuh sebagai penopang. Misalnya dengan cara tidur di atas permukaan tanah dan siku tangan diletakkan di atas tanah.
  • Selain itu saya juga bermain dengan Modus Manual, atur speed di atas 1/60 - 1/250. Seringnya sih bermain di antara 1/60 - 1/100
  • Karena bermain di high speed, mau ngak mau harus dikompensasikan dengan flash external yang dilengkapi dengan diffuser.
Jadi sebelum minta dikritik sama orang lain mengenai photo yang kita jepret, kita sudah bisa kok melakukan kritik sendiri terhadap hasil photo sendiri. Syaratnya cuman satu: JUJUR.

Hehehehehehe hati nurani kita adalah kritikus paling hebat.

Nah ini adalah contoh photo yang menurut saya sudah baik:


Kalau photo sudah baik, mau di-zoom maksimal hasilnya juga ok. 

Tips and Tricks: Saya suka melakukan CROP-GILA-GILA-AN terhadap hasil photo saya, untuk memastikan ketajamannya. Contohnya seperti ini:



Dua photo di atas ukurannya berbeda loh, yang satu sekitar 100KB dan satunya lagi 700KB. Masih tetep tajem kan ?

Tips and Tricks: Jangan terbuai dengan status JEMPOL atau LIKE di facebook, terkadang status JEMPOL atau LIKE tersebut diberikan karena sungkan atau karena mengharapkan balasan. Bukan selalu berarti bahwa photo kita sudah bagus. Terkadang status JEMPOL atau LIKE tersebut diberikan semata - mata karena kasihan saja.

Sampai sejauh ini saya jujurnya paling malas mengkritik photo orang lain, saya lebih suka memuji photo orang lain yang menurut saya sudah bagus (tajem, cahaya ok, komposisi ok).

Ok, selamat berphoto - ria ...

Salam,
Virgani Dhirgacahya


Tuesday, July 23, 2013

Part 43: Aksesoris

Hi,

Untuk yang penasaran dengan berbagai macam aksesoris apakah yang saya miliki ? Maka artikel kali ini akan membahas mengenai berbagai macam perangkat aksesoris yang saya miliki, atau istilah kerennya "My Gear" :)

Oh ya, artikel ini tidak bermaksud untuk mempromosikan produk atau vendor tertentu. Apabila disebutkan, semata - mata karena itu yang saya punya dan atau juga untuk melengkapi informasi dimana bisa mendapatkannya.

Semua photo dijepret pakai kamera DSLR, kalau hasilnya jelek jangan nyalahin kameranya, tapi salahin yang motonya.

Full Gear

Belakang:

  • Tripod Merk Excell Promos, status punya sendiri
  • Tripod Merk Victory 3001, status dibeliin

Dari Kiri Depan:

  • External Flash merk EVO 620, status pinjaman
  • Lensa tambahan (Wide Lens sekaligus Macro Lens), status pinjaman juga
  • Raynox DCR-250, status dibeliin
  • Diffuser Set merk Godox, status dibeliin
  • Di atas Box Diffuser Godox, kamera kesayangan HS30EXR. Status bentar lagi lunas via credit card
  • Di samping Box Diffuser, Ring Flash merk Starlite. Status pinjaman
Depan:
  • Filter Close Up +4
  • Filter Close Up +10
  • Filter FLD 
  • Filter CPL
  • Filter ND
  • Lens Hood
Godox Diffuser:

Fungsinya untuk meredam kekuatan lampu flash external, 1 set isinya macam - macam. Seperti terlihat pada gambar di atas. Belinya di www.mlmfoto.com, harga silahkan cek sendiri.

Dipakai sehari - hari kalau pas mau macro-an, bersama dengan tripod Victory atau Excel Promoss.


Posisi terpasang: HS30EXR + Raynox DCR + External Flash Evo + Diffuser merk Godox.

Pro Tama Wide Lens / Macro Lens:

Baru sekali dipakai dan kurang begitu suka dengan hasilnya, lebih suka dengan hasil dari si Raynox.

Aneka Filter:

Kebanyakan beli dari www.aksesoriskamera.net, harga dicek sendiri ya. Dulu sebelum pakai Raynox, selalu mengandalkan Close Up Filter. Kadang digandeng CU +10 dengan CU +4, hasilnya hanya membesarkan saja, tetapi ketajaman menjadi berkurang. 

Filter lainnya nyaris tidak pernah terpakai, cocoknya untuk photo landscape. So, pertimbangkan matang2 lain kali kalau mau beli filter apakah akan terpakai atau hanya sekali - kali saja terpakainya.

TAS:


Yang kiri merk LowePro, belakangan lebih sering pakai yang ini. Bisa muat: HS30EXR + Raynox terpasang, external flash, diffuser Godox yang softbox, battere, fotomate rail, kabel data. Kadang suka dipaksa masuk juga handuk kecil + penutup lengan yang dari kaos itu (biar ngak gosong lengan kalau lagi blusukan ke lapangan).

Yang kanan adalah tas pertama yang dibeli, di Toko Aneka Foto di Pasar Baru Jakarta Pusat. Murah meriah hanya Rp. 60.000 saja, ngak pakai label. Hanya muat HS30EXR + Raynox terpasang.

Tripod:


Yang hitam manis adalah si Victory. Kokoh dan berat serta rada ribet makainya, tetapi saya suka. Sedangkah yang silver adalah si Excell Promos, ringan dan terkadang ada kesan ringkih. Tetapi di lapangan yang membutuhkan kecepatan maka si Excell Promos ini dapat ngeladenin. Karena ringan untuk dioperasikan.

Fotomate:

Gunanya untuk membantu focus, tempelin di tripod lalu kamera nempel di fotomate. Jarang dipakai, karena agak ribet saja makainya :)

Setingan Makro:

Dengan Raynox terpasang, Diffuser dan external flash juga terpasang maka zoom yang mentok saya set ke angka 300 (lihat di body lensa).

Tripod perlu ngak sih ?
Buat saya perlu dan mutlak, nyaris semua photo makro saya menggunakan tripod. Kecuali yang objeknya di atas tanah, maka kamera saya letakkan di atas tanah.

Kan repot pakai tripod itu?
Bener sekali, repot dan melelahkan. Tetapi karena photo makro membutuhkan kestabilan yang luar biasa dan tangan saya ngak mampu untuk stabil selain karena faktor saya demen banget ngambil close-up (jarak ujung lensa ke serangga sekitar 5-10 cm) maka tripod amat sangat saya butuhkan.

Lah terus kalau repot, gimana donk makainya ?
Berlatih dan terus berlatih, kuasai tripod kamu kuasai medan kamu. Dekati serangga dengan diam dan tenang, setting tripod lalu jepret. Selesai dah.

Wah saya sih pakai handheld terus..........
Yo wis, terserah. Kalau memang merasa nyaman silahkan. Tapi saya percaya kalau objectnya dijepret dari jarak agak jauh dan agak besar ya handheld saja :)

Tripod itu ngak guna bro!
Kalau ngak guna kok ada yang buat dan jual ? Kalau memang merasa nyaman menggunakan handheld ya jangan pakai tripod. Gitu aja repot :) Saya sih seneng pakai tripod .....

Ring Flash:
Nah yang ini jarang saya pakai, berat sekali. Ditempelin ke external flash dan sering merosot :) .. hasilnya juga saya rasa ngak terlalu bagus lah, lebih bagus pakai softbox. Kecuali kalau menggunakan ringflash yang menempel di ujung lensa. Tapi belum ketemu.

Gear Sehari - Hari:
  • Tas LowePro
  • HS30EXR + Raynox DCR 250 terpasang
  • External Flash EVO 620
  • Battere AA Cadangan, merk apa saja. Suka beli eveready isi 6 Rp. 10.900
  • Fotomate
  • Tripod Victory + Tas -nya
  • Kabel Data
Saya rasa cukup segitu dulu ya, kalau ada yang mau ditanyakan silahkan ditanyakan.

Yang mau lebih detail mengenai aksesoris kamera Fuji silahkan gabung di Forum Fuji di Facebook (search sendiri saja). Di bagian dokumentasi ada dibahas banyak mengenai Lampu Flash, juga bisa tanya2 sama rekan - rekan disana.

Yang mau tanya soal harga, silahkan cek ke website yang sudah saya berikan di atas. Atau search di google.

Salam,
Virgani Dhirgacahya

Monday, June 24, 2013

Part 42: Digital Art - Macro

Hi,

Lama ndak update :) Sekali - kali jenuh juga hunting dan keringetan terkena panas nyengat di lapangan, jadi boleh lah kita bermain - main dengan photo yang kita miliki dengan menggunakan aplikasi pengolah grafik yang banyak bertebaran.

Silahkan dinikmati hasil Digital Art - Macro ini, semua photo asli tetap diambil dengan kamera kesayangan HS30EXR + Raynox, lalu ditambahkan efek seperlunya. Photonya sendiri ngak diutak - atik lagi.













Salam,
Virgani Dhirgacahya

Friday, June 7, 2013

Part 41: Raynox

Hi,

Kali ini mari kita bahas lebih jauh tentang si Raynox.

Yang ingin tahu lebih jauh mengenai raynox, dapat me-refer ke www.raynox.com. Ringkasnya: Raynox adalah lensa untuk keperluan MAKRO. Dengan demikian maka objek yang cocok untuk dijepret dengan Raynox adalah objek yang berukuran kecil. Jadi jangan pernah tanya ya apakah Raynox dapat digunakan untuk melakukan pemotretan photo model, jawabannya sudah jelas.

Apa itu Raynox ? Raynox adalah lensa yang berkualitas tinggi dan memiliki daya pembesaran sampai dengan 2x tanpa mengorbankan kualitas gambar. Ukuran lensa Raynox adalah 49mm, sementara ukuran lensa HS30EXR adalah 58mm.

Paket Pembelian Raynox isinya apa ? Box, Plastic Box untuk menyimpan lensa, lensa raynox itu sendiri, penutup lensa depan belakang, buku manual dan universal raynox adapter. Garansi ? Ngak ngerti dan ngak perduli dengan garansi.

Belinya dimana dan harganya berapa ? Banyak yang jual kok. Cari saja secara on-line. Yang tinggal di Jakarta silahkan merefer ke www.mlmfoto.com. Harga berkisar dari Rp. 745.000 s/d 900.000.

Cara pasangnya bagaimana ? Baca buku manualnya untuk memasang lensa Raynox ke Universal Adapter (ada gambarnya kok). Lalu pasangkan Raynox yang sudah dilengkapi dengan Universal Adapter ke ujung lensa HS30EXR, di universal adapter -nya ada penjepitnya. Jadi seperti memasang penutup lensa HS30EXR yang kita dapatkan sewaktu membeli kamera HS30EXR.



Universal Adapter untuk ukuran lensa berapa aja ? Dari manual Raynox mulai ukuran 52mm s/d 67mm bisa memakai Universal Adapter Raynox.

Kamera saya merk YYY, bisa pakai Raynox ngak ? Baca donk dari atas, jangan malas. Kan udah dijelasin kalau raynox itu sifatnya "Snap-On" alias di tempel di ujung lensa. Nempelnya gimana ? Pan udah dijelasin di atas ? Males baca sih ... nempelnya pakai Universal adapter ukuran 52mm - 67mm.

Kamera saya merk YYYY, ukuran lensanya berapa ya ? Haiyaaaaaaa mana saya tahu ? Mangkanya kalau beli kamera atau peralatan elektronik dibaca donk buku manualnya. Pasti ada, kalau masih ngeles bukunya hilang atau apa, kan bisa cari di Internet ? Hayo, cari tahu sendiri ukuran lensa kamera anda berapa ?

Cara pakainya bagaimana ? Kamera tentunya harus sudah dinyalakan. Setel di mode "S" atau "M", terserah enaknya seperti apa. Nanti di kamera akan terlihat vignette. Seperti gambar berikut:



Lok kok ada vignette ? Sebelumnya sudah dijelaskan di atas bahwa ukuran lensa Raynox adalah 49mm, sementara ukuran lensa HS30EXR adalah 58mm. Karena lensa raynox ditempelkan di ujung kamera HS30EXR dan karena ada perbedaan ukuran lensa, maka akan membentuk efek lingkaran hitam yang disebut dengan vignette.

Lalu cara mengatasi vignette bagaimana  ? Gampang, zoom kamera HS30EXR. Kira - kira 5.7x atau sampai angka 135 di bagian lensa HS30EXR.

Wah, rugi donk! kalau ada vignette  ? Ya kalau memang merasa rugi ya jangan dibeli. Saya pribadi ngak merasa terganggu dengan vignette, nyantai - nyantai aja tuh. Kok bisa nyantai ? Ya iya lah, karena objeknya lebih kecil daripada belalang mantis di atas, mau ngak mau ya saya harus zoom biar dapet jelas. Kalau masih ngeyel merasa rugi ya jangan beli mas bro ... vignette bukan untuk diributin :) 

Cara mencari fokusnya bagaimana  ? Dengan Raynox terpasang, maka urutan kerjanya adalah sbb:
  1. Cari objek yang menarik dengan ukuran kecil, seperti misalnya kumbang, nyamuk, anak belalang, bunga rumput yang super kecil dlsbg -nya.
  2. Nyalakan kamera, dan pastikan settingan kamera sudah ok (Shutter Speed, Apperture, ISO, Modus Macro),
  3. Jarak ujung lensa dan objek kira - kira adalah 5cm s/d 10cm
  4. Maju mundurkan kamera sampai mendapatkan objek yang fokus di layar HS30EXR, dan tekan tombol shutter speed 1/2 untuk mengunci fokus. 
  5. Bila sudah yakin, tekan penuh tombol shutter speed.
Simple kan ?

Kelemahan Raynox:
  • Ada vignette, harus diakalin dengan zoom atau gambar di-crop
Keunggulan Raynox:
  • Kualitas nya T.O.P BANGET
  • Harga murah
Informasi tambahan:
Saya pernah  mengalami universal adapter raynox saya patah di bagian pengaitnya karena jatuh, untuk yang butuh silahkan hubungi www.mlmfoto.com. Saya dapat di situ spare partnya, cari di pedagang lain ngak dapat.

Ya udah, coba lihat hasil photonya yang pakai raynox:
Ini laba - laba ukuran kecil +/-1cm. Saya kasih 2 gambar, yang di-cropped sama yang asli.


Dapat diperhatikan bahwa ukuran asli sebelum di-cropped gambarnya sendiri sudah gede. Jadi saya cropped sedikit saja. dan ketika gambar itu di-zoom pun masih terlihat detail bener. Saya pernah cetak di kertas ukuran A3, dan gambarnya masih ngak pecah.

Ada yang lebih kecil lagi ngak ? Ada donk ... nih dah dikasih ...

Semua gambar di atas ngak dicrop ya, kecuali disebutkan (yang laba - laba). Kelihatan ngak vignette -nya ? Ngak kan ?

Semoga membantu ya.

Salam,
Virgani Dhirgacahya