Wednesday, May 22, 2013

Part XXXIX: Post Processing (PP)

Hi all,

Dari beberapa masukan rekan - rekan di forum, banya yang menyarankan tentang PP (Post Processing). Apa sih yang dimaksud dengan PP ? PP adalah kondisi dimana foto yang kita hasilkan kita oleh dengan menggunakan software seperti Photoshop dan sejenisnya.

Lalu melakukan perubahan / perbaikan atau menambahkan efek / filter. Saya pribadi tidak pernah menggunakan PP untuk semua foto - foto saya. Yang sering saya lakukan adalah melakukan resize dan cropping.

Resize sudah pasti saya lakukan untuk mengecilkan ukuran file agar bisa di-upload. Cropping kadang saya lakukan untuk memperkuat objek yang ingin saya tampilkan.

Kenapa saya tidak menyukai PP ? Untuk saat ini saya lagi mau belajar untuk menghasilkan foto yang bagus dengan kamera saya alias belajar fotografer, dan bukan lagi mau belajar photosopher. Tapi, saya pribadi tidak anti dengan foto - foto yang di PP. Selama foto awalnya sudah bagus, pasti akan jadi lebih bagus lagi kalau di PP.

Berikut adalah contoh contoh foto yang saya cropping:








Bisa kan membedakan foto yang asli dengan foto yang di-cropping ? Yang menyenangkan adalah, ketika foto asli saya cropping maka detail -nya masih terjaga. Malah ketika di-cropping detailnya akan semakin terlihat jelas.

Saran saya, untuk rekan - rekan yang masih belajar sama seperti saya, jangan takut membuat foto yang jelek dengan HS30EXR. Perbaiki foto yang jelek tersebut dengan menggunakan HS30EXR itu sendiri, alias jepret ulang dan ulang terus sampai menghasilkan foto yang bagus. Jangan sekali - kali menggunakan software untuk memanifulasi foto kita. Misalnya membuat warna biru langit menjadi tambah biru atau menghapus objek agar foto kita terlihat semakin ciamik.

Tahap awal, kuasai dulu HS30EXR. Agar bisa menghasilkan foto - foto yang bagus, kalau sudah OK, tahap selanjutnya adalah mengolah foto - foto tersebut dengan software agar hasilnya bisa semakin ok.

Jadi tahapannya adalah: fotografer --> photoshoper :) lah kalau sudah pinter photoshop bagaimana ? Ya pinterin dulu sisi fotografer -nya.

Tetap belajar! dan tetap semangat!

Salam,
Virgani Dhirgacahya

Tuesday, May 21, 2013

Part XXXVIII: Efek samping High - Speed & Internal Flash

Hi,

Beberapa contoh foto terlampir adalah hasil dari eksperimen saya dengan High-Speed dan kadang menggunakan flash (internal flash).

Jadi di kamera HS30EXR kan ada modus "S" alias speed, kadang saya mainkan sampai angka 60, 80, 100, 200 dst -nya. Hasilnya pasti akan gelap sekali, oleh karena itu untuk mengimbanginya maka saya set internal flash on. Modus macro -nya diset ke macro biasa, jangan yang super - macro. Karena kalau di super - macro internal flash ngak akan nyala.

Sejauh ini sih saya suka, karena menghasilkan efek tonal (warna) yang menarik. Kesann-nya seperti oldiest. Tetapi resikonya adalah beberapa foto akan gelap atau apabila flash -nya terlalu kencang akan menghasilkan refleksi yang jelek.

Untuk meminimalkan efek dari flash bisa menggunakan diffuser, nanti kita bahas mengenai diffuser di post tersendiri.

Silahkan beri komentar mengenai hasil eksperimen ini.













Dari deretan foto di atas, bisa membedakan mana yang menggunakan internal flash  dan mana yang tidak ?

Salam,
Virgani Dhirgacahya

Monday, May 20, 2013

Part XXXVII: Foto dengan Tema "Mimpi Burok" a.k "Nightmare"

Hi,

Lagi mencoba untuk membuat foto - foto dengan tema, jadi kalau selama ini melakukan sesi jepret dengan metode point-and-shot alias keliling cari objek, ketemu, deketin, terus jepret ... sekarang coba mengolah T.K.P dengan memainkan speed dan (kadang) dibantu internal-flash.

Apa hasilnya ? Lihat sendiri ya.





Foto - foto diatas sebenarnya biasa saja, objeknya adalah laba - laba jenis orb-weaver (tolong koreksi kalau saya salah) yang sering ditemukan di taman - taman atau di pekarangan rumah. Kebetulan ini laba - laba termasuk pasif tidak seperti jumping spider yang hobby loncat. Karena pasif, jadi enak buat ambil focus -nya.

Pas kebetulan di T.K.P si laba - laba nongkrong alias membuat sarang di pucuk bunga, saya ngak ngerti apa nama bunganya.

Dengan memainkan high-speed, maka sebagai kompensasinya saya membutuhkan cahaya tambahan. Mau ngak mau harus mengaktikan internal flash, kenapa ? Karena kalau bermain high-speed tanpa dibantu oleh cahaya (baik itu cahaya matahari yang terik atau cahaya dari lampu flash) maka hasil foto kita akan gelap. Kebetulan pas jepret di sore hari yang agak mendung mengundang.

So belakangan ini saya jadi seneng main dengan high-speed, walau ada resiko foto yang diambil jadi gelap. Atau bila kena internal flash, pantulannya jadi jelek sekali. Gpp, dengan melakukan eksperimen terus terusan nanti akan ketemu rumusnya yang tepat.

Foto - foto tersebut di atas tidak diolah (Post Processing) dengan menggunakan software apa pun, hanya di-crop (sedikit) dan di-resize. Efeknya saya suka, jadi kesannya abstract bener, kalau yang full-size dipajang di desktop computer jadi background keren amir.

Yang minat untuk dapetin full-size (original) silahkan PM saja, nanti saya kirim via e-mail. Tapi hati - hati ukurannya besar.

Salam,
Virgani Dhirgacahya

Tuesday, May 14, 2013

Part XXXVI: Buitenzorg

Hi All,

Kali ini mau ngajak si HS30EXR polosan alias nude alias ngak dipasangin aksesoris apa pun, sekalian diajak main jujur Hitam dan Putih alias B/W. Pas lagi ada acara ngak jelas keliling - keliling kota Bogor a.k Buitenzorg, kota terindah di dunia.

Mari kita lihat, seberapa indahnya si HS30EXR kalau diajak main telanjang:
 



 
 



 
 


 
 
 

 





Apa yang menarik ketika kita mengunjungi sebuah kota ? Mulai dari bangunan - bangunan tua yang bersejarah, tempat - tempat ibadah yang banyak ornamen -nya, penduduknya .... Banyak yang bisa kita lakukan secara can-did, alias ngambil photo diam - diam.

Tetap jaga kesopanan ketika kita memasuki sebuah gedung, terutama tempat ibadah. Jaga sopan santun, hormati orang yang sedang beribadah. Sebisa mungkin jangan menggunakan lampu flash, dan aktifkan modus silent di kamera anda (kalau di kamera HS30EXR ada modus silent -nya, flash dan sound all off).

Salam
Virgani Dhirgacahya

Up! Udah tahu kan kalau saya sudah punya galeri ? Silahkan dilihat ya:

Monday, May 13, 2013

Part XXXIV: Apresiasi

Hi,

Sejujurnya, sering muncul perasaan ngak PD. Ngak PD dengan gear yang dimiliki saat ini (HS30EXR + Close Up Filter *murahan* dan terakhir Raynox-DCR 250).

Semakin  ngak PD ketika ikutan group penggemar foto macro baik di facebook maupun di komunitas lainnya. Pernah sekali - kali mencoba untuk mem-post foto disana, tetapi sepi dari tanggapan .... entah memang fotonya yang jelek atau bagaimana.

Tempo hari ada seorang rekan yang bertanya: "Kenapa ngak buka account di flickr ?", sesaat setelah itu saya buka account di flickr, pixoto.com dan 500px.com lalu mempost beberapa foto yang saya anggap terbaik.

Hasilnya ?



Tambahan: Award dari viewbug.com, 11 Mei 2013.


Sejujurnya ngak begitu mengerti tentang makna award tersebut, tapi bagi seorang amatiran yang baru pegang kamera beberapa bulan ini amat sangat berarti.

Bukan mahal murahnya gear yang menentukan kualitas foto yang dihasilkan, tetapi semua akan kembali kepada orang yang mengoperasikannya. 

Jadi award tersebut, akan memacu saya untuk terus belajar dan belajar dan belajar lagi untuk menguasai HS30EXR.

Dan juga saya berharap, award tersebut, bisa menginspirasi rekan - rekan lainnya yang menggunakan pocket camera atau prosumer-camera seperti saya, tetep jepret! tetep belajar!

So, masih bimbang memutuskan kamera apa yang akan dibeli ?

Salam,
Virgani Dhirgacahya







Tuesday, May 7, 2013

Part XXXV: Apakah HS30 EXR itu LAYAK untuk dibeli ?

Hi,

Setelah sekian lama bermain dengan HS30EXR, membuat blog dan posting hasil - hasil photo di berbagai forum. Maka banyak yang bertanya baik melalui telphone, sms atau pun BBM dengan pertanyaan yang sama: "Apakah HS30EXR layak untuk dibeli ?"

Ada juga pertanyaan lainnya seperti "Apakah HS30EXR bisa dipakai untuk acara - acara pernikahan ?", "Apakah HS30 EXR bisa dipakai untuk photo model?"

Saya hanya bisa menjawab, bahwa:

  1. Ketika memutuskan untuk membeli HS30EXR, sebelumnya saya sudah melakukan research terlebih dahulu. Dengan cara membaca review - review mengenai kamera yang sejenis dan memiliki rentang harga yang sama dengan HS30EXR,
  2. Juga dengan membandingkan kualitas hasil photo yang diambil oleh kamera - kamera tersebut,
  3. Menyesuaikan dengan budget yang saya miliki dan memikirkan tentang skema belinya. Apakah mau beli tunai atau kredit atau memanfaatkan fasilitas credit-card
Dari sisi teknis, spesifikasi HS30EXR sudah dapat dilihat di berbagai macam web. Juga mengenai kualitas gambar yang dihasilkan, termasuk plus / minus dari kamera tersebut. Jadi saya ngak akan bahas lagi mengenai spesifikasi teknis. 

Kemudian, mengenai pertanyaan apakah kamera HS30EXR dapat diajak untuk melakukan session photography tertentu (macro, modelling, event wedding) saya hanya bisa memberikan gambaran sebagai berikut:
  1. Kamera apa pun jenisnya, hanya merupakan mesin standar yang mungkin lebih bersifat ke sebagai pengolah / otak.
  2. Event - event tertentu membutuhkan persyaratan tertentu atau membutuhkan tambahan alat tertentu. Seperti misalnya event pemotretan photo model biasanya membutuhkan tambahan peralatan flash dan aksesorisnya (payung, reflektor dlsbg -nya)
  3. Photography macro, biasanya membutuhkan lensa makro khusus. Atau menggunakan filter Close Up atau Raynox
  4. Untuk setiap event photography dibutuhkan pengetahuan yang spesifik mengenai event itu sendiri, dan bilamana perlu membutuhkan tambahan peralatan yang menunjang.
  5. Berangkat dari kondisi spesifik tersebut, maka dari sisi photographernya sendiri dituntut untuk mengerti mengenai teori photography itu sendiri.
  6. Kamera HS30EXR, prosumer maupun DLSR bila berdiri sendiri (body + kit) maka hanya akan bersifat point and shoot. Walaupun mungkin bila ada modus PSAM atau modus tertentu (macro) yang sudah melekat di kameranya, hasilnya akan lebih optimal bila dilengkapi dengan aksesoris tertentu
Jadi jawabannya adalah: Bisa dengan syarat harus ditunjang oleh skill dari photographer -nya itu sendiri. Akan lebih optimal bila dilengkapi dengan aksesoris penunjang.

Yang masih ngak yakin, masih bimbang dalam memutuskan untuk membeli HS30EXR maka saya hanya bisa menyarankan:
  1. Research, review,
  2. Bandingkan hasil kamera (lihat gambar)
  3. Ikuti kata hati
Apakah saya puas selama menggunakan kamera ini ? Maka jawabannya adalah puas. Dan harus puas, karena pertimbangan pertama sewaktu membeli kamera ini adalah budget. :)

Kecuali kalau saya tidak memiliki masalah dengan budget, maka saya akan beli setiap hal yang saya inginkan. Ada kekurangan (entah dari apa yang saya beli atau malah dari diri saya sendiri) maka gampang saja, beli lagi yang baru.


Gambar di atas merupakan salah satu favourite saya, dijepret dengan menggunakan HS30EXR yang  dilengkapi dengan Raynox-DCR 250. Apakah kamera DSLR bisa menghasilkan gambar seperti itu ? Jawabnya ya dan tidak. Ya bila dilengkapi dengan Raynox atau (hasilnya mungkin akan lebih bagus) bila dilengkapi dengan lensa makro. Tidak bila hanya mengandalkan standar lensa (body + kit).

Daripada berlama - lama memutuskan, malah ketinggalan kereta nantinya, segera putuskan! Masalah menyesal atau tidak itu belakangan, sehingga kita akan terlecut untuk memaksimalkan apa yang sudah kita miliki. Kalau kita terus mencari dan mencari sesuatu yang sempurna dengan harga yang semurah - murahnya ... hmmmmmmmmmm

Dan satu lagi, membeli HS30EXR  tidak menjamin bahwa semua photo yang anda ambil akan bagus hasilnya, super kinclong. Karena kamera itu hanya alat, HS30EXR itu hanya rangkaian elektronik yang bodoh. Yang hanya mengerti cara mengolah photo berdasarkan:
  1. Shutter Speed: Berapa kecepatan ?
  2. ISO: Berapa ISO yang dipakai ?
  3. Apperture
Jadi, kalau kitanya sendiri masih ngak ngerti mengenai 3 point di atas ya hasilnya akan jelek menggunakan kamera apa pun (yang berbasiskan mode PSAM ya, lain cerita kalau berbasiskan AUTO atau point and shoot). Plus, goyang ngak tangan kita sewaktu nge-shoot ?

Kemudian tentunya HS30EXR pun memiliki limitasi atau keterbatasan, jangan sewaktu membeli HS30EXR memiliki ekspetasi bahwa HS30EXR sekelas dengan kamera DSLR. Beda kelas, HS30EXR adalah kelas kamera "bridge" yang artinya kamera yang dibawah DSLR tetapi di atas kamera pocket biasanya.

Oh ya, saya sudah buat account di:
http://500px.com/virganidhirgacahya dan lumayan kok respon -nya terhadap gambar di atas
http://flickr.com/virganidirgacahya silahkan dilihat - lihat ya, dan jangan lupa tinggalkan komentar atau voting.

Salam Jepret! dan mari kita abadikan keindahan melalui lensa kamera kita :)

Dan biarlah gambar yang berbicara, mewakili perasaan kita.

Salam,
Virgani Dhirgacahya