Tuesday, February 19, 2013

TORAJA - Part III: Rumah dan Budaya

Mari kita lanjutkan ...

---------------------------------------------------------------------------------------------

Bicara tentang Toraja tentunya tidak terlepas dari Rumah Tongkonan, so dalam kesempatan ini saya mau kasih lihat Rumah Tongkonan milik keluarga saya. Mari kita simak photo - photonya:







Saya sendiri punya kenangan tersendiri mengenai Rumah Tongkonan dimana di sebelahnya tergeletak sebuah batu yang teramat besar dan dari belakang batu tersebut sering keluar biawak yang berukuran cukup besar. Untuk saya sewaktu saya kecil biawak tersebut lebih menyerupai buaya .....

Jumlah tanduk kerbau yang terpasang di depan Rumah Tongkonan, menyimbolkan status pemilik Rumah Tongkonan tersebut. Mengingat bahwa harga satu kerbau bisa mencapai ratusan juta rupiah.






Beberapa detail ukiran yang menyertai sebuah Rumah Tongkonan. Ukiran khas Toraja ...


Sedangkan mengenai budaya, salah satu yang terkenal adalah acara penguburan. Kebetulan pada tahun 2012 akhir ada acara penguburan salah satu keluarga saya. Sedikit photonya saya coba sharing disini.



Menyiapkan kerbau yang akan dikurbankan, dimandikan dan dibersihkan. Dalam hal ini saya harus mengakui bahwa adik saya (Andi) memang telaten untuk urusan seperti ini.




Seperti biasa, ada adu kerbau. Kerbau - kerbau yang menang dalam adu ini biasanya tidak akan dikurbankan, tetapi akan dilelang. Sehingga sang kerbau jagoan akan melanglang buana dari satu pesta ke pesta lainnya. 




Setelah kerbaunya diadu, giliran manusianya yang diadu :) .. tapi dengan cara bermain saling menendang kaki lawan. Percayalah, ini menyakitkan 



Lagi - lagi, adik saya Andi sudah dikenal dengan kegemarannya untuk ikut pesta - pesta (kami menyebutnya pesta) seperti ini. Dalam laga adu kaki, salah satu ciri khas Andi adalah menutup matanya rapat - rapat hehehehehehe








Dan acara atau ritual yang membuat Toraja menjadi terkenal adalah acara kurban hewan (bisa kerbau atau babi). Dimana kerbau - kerbau yang telah dipersiapkan dibawa ke tengah - tengah tempat penyembelihan. Dan di tangan yang terlatih dengan satu kali ayunan golok maka akan mengakhiri hidup si kerbau.








Kemudian jenasah almarhum (sepasang suami istri), dipindahkan .... untuk dibawa ke desa / kampung istrinya. Untuk diadakan pesta yang sama sekali lagi.












Ribet, capai, melelahkan dan menghabiskan banyak uang ... itulah salah satu budaya dari suku kami. Orang Toraja.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Salam,
Virgani Dhirgacahya

No comments:

Post a Comment