IMHO, setelah mengamati banyak photo2 dengan genre MACRO rasanya saya bisa menarik kesimpulan secara pribadi tentunya. Bahwa photograpy macro terbagi dalam beberapa "jurusan" atau "kelas". Dengan gaya bahasa dan istilah sendiri saya coba mengklasifikasian "jurusan" atau "kelas" tersebut. Please welcome any suggestion and or comments.
1. "Jurusan" atau "Kelas" Kuno / kolot. Dicirikan dengan subjek atau POI -nya mendominasi hampir keseluruhan frame. Yang motret seperti ini, senang melihat serangga (pada umumnya) secara keseluruhan atau mendetail
2. "Jurusan" atau "Kelas" Komposisi. Dicirikan dengan subjek atau POI -nya tidak mendominasi frame. Unsur lain ditambahkan seperti misalnya bunga atau ranting atau objek lainnya. Sangat memperdulikan komposisi dan tonal (background) yang dihasilkan. Juga untuk memperkuat komposisi biasanya ditambahkan moment dari si subjek (lagi makan, mating dll).
Kemudian selain "jurusan" atau "kelas" tersebut, ada juga aliran yang cenderung mengikuti gaya si photographer dalam hal menghasilkan photonya. Yang satu lebih seneng blusukan ala Jokowi, entah ke alang - alang dan pekarangan tetangga. Yang satunya lagi lebih senang menciptakan momen yang diinginkan sesuai dengan daya khayal dan imajinasinya. Satu dikenal dengan istilah "Nature" satunya lagi "konseptual".
Secara pribadi, saya mengagumi konseptual. Mengagumi daya imajinasi yang dimiliki oleh mereka dalam hal mereka ulang, baik dari segi environment / lingkungan maupun moment yang diinginkan. Apalagi kalau sampai menggabungkan 2 objek macro (2 jenis serangga berbeda). Belum terpikirkan bagaimana caranya mereka bisa melakukan hal tersebut.
"Jurusan" atau "kelas" terakhir menurut saya adalah Extreme Macro, ini sudah super kolot super kuno dan super mahal peralatannya plus mungkin 99% dilakukan secara konseptual. Contoh photonya sudah jelas, menampilkan bagian anggota tubuh tertentu dari si subjek (umumnya serangga) dengan ketajaman secara merata. Misalnya wajah dari seekor lalat akan terlihat jelas dan tajam sampai ke bagian sunggutnya.
"Extreme Macro" biasanya dilakukan terhadap serangga yang sudah mati, karena akan sulit melakukan focus-stacking terhadap serangga yang masih hidup. Focus-stacking diperlukan untuk menjepret bagian tertentu dari serangga tersebut, misalnya wajahnya, dengan posisi kamera yang tetap tetapi focusnya berpindah - pindah. Menghasilkan puluhan atau ratusan photo yang kemudian akan digabung jadi satu .. dan hasilnya ? Edunnnnn!! cakepnya!! seneng lihatnya, tetapi susah bener bikinnya
Untuk jurusan "kolot" atau "kuno" cenderung photo2nya akan beraneka ragam macam serangga. Tidak memperdulikan moment yang penting dapat mengkoleksi beragam macam jenis serangga (photonya).
Untuk jurusan "komposisi" biasanya POI -nya membosankan, itu - itu saja. Serangga yang umum ngak jauh - jauh dari kupu - kupu .... mantis .... capung ... termasuk capung jarum.
Untuk jurusan "kolot" semakin aneh serangganya semakin memuaskan, ada kepuasan tersendiri menemukan 1 jenis serangga yang belum pernah dipotret. Ada perlombaan menemukan serangga baru ... senang melihat koleksi dari aliran ini, membuka cakrawala dan menambah ilmu pengetahuan. Dari jurusan ini jadi tahu adanya largest planthopper, mantis fly, scorpion fly, lantern bug dst - nya.
Untuk jurusan "komposisi" semakin joss momentnya, semakin bagus tonalnya, semakin indah terlihat akan semakin memuaskan. Jadi bila melihat deretan macro komposisi, kita akan menilai isi frame keseluruhan. POI -nya ? yaitu lagi itu lagi.
Secara iseng, secara pribadi dalam hal menilai macro komposisi komentar saya: bagus ya tonal nya, bagus ya komposisinya, bagus ya rantingnya dst -nya
Apa pun itu, saya pribadi menyukai macro photography. Menyukai serangga, menggagumi kehidupan serangga dan detail dari serangga tersebut yang tidak dapat saya lihat dengan mata telanjang.
Kamera pocket atau KIT pun sudah bisa menghasilkan photo macro kok, asal tidak memaksakan dan jeli memilih objek. Objek berukuran besar (2cm s/d 6cm) seperti robbery fly, belalang, kupu - kupu, capung pasti bagus hasilnya. Dan menjurus ke "kelas" atau "jurusan" komposisi.
Anyway anyhow, seperti halnya kopi .. mau pahit .. mau dicampur susu .. mau dicampur gula, mau manis seperti kolak ... atau bahkan dikasih creamer .. semua sah - sah saja dan masih disebut kopi. Your coffee is your way, your picture is your way too.
No comments:
Post a Comment